Profil Desa Tanggeran
Ketahui informasi secara rinci Desa Tanggeran mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Jelajahi profil lengkap Desa Tanggeran, Kecamatan Tonjong, Brebes. Temukan potensi agraris yang dominan, inovasi pariwisata melalui Desa Wisata Taman Keseran, data demografi terbaru, serta kondisi geografis dan pemerintahan desa di ujung timur Brebes ini.
-
Gerbang Perbatasan Strategis
Sebagai desa paling timur di Kecamatan Tonjong, Tanggeran merupakan gerbang perbatasan langsung antara Kabupaten Brebes dan Kabupaten Tegal, memberikan posisi geografis yang unik
-
Lumbung Padi Agraris
Perekonomian desa sangat bertumpu pada sektor pertanian, dengan sebagian besar wilayahnya merupakan lahan sawah produktif yang menjadi sumber mata pencaharian utama bagi mayoritas penduduk
-
Inovasi Pariwisata Kreatif
Desa Tanggeran berhasil mengembangkan potensi wisatanya melalui "Desa Wisata Taman Keseran," sebuah destinasi buatan berkonsep nuansa Bali yang menjadi daya tarik ekonomi baru di luar sektor pertanian

Desa Tanggeran, sebuah wilayah agraris yang terletak strategis di perbatasan timur Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, kini semakin menunjukkan potensinya. Dikenal sebagai salah satu lumbung padi di Kecamatan Tonjong, desa ini tidak hanya mengandalkan sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi, tetapi juga mulai merintis jalan baru melalui pengembangan pariwisata kreatif. Dengan pemerintahan yang aktif dan dukungan sumber daya alam yang memadai, Desa Tanggeran secara bertahap bertransformasi menjadi desa yang dinamis dan berdaya saing.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam profil Desa Tanggeran, mulai dari kondisi geografis dan demografis, potensi ekonomi yang bertumpu pada pertanian, inovasi dalam sektor pariwisata dengan ikonnya Taman Keseran, hingga sistem pemerintahan dan layanan publik yang menopang kehidupan warganya. Informasi yang disajikan berasal dari data resmi pemerintah dan liputan media terpercaya, memberikan gambaran yang objektif dan komprehensif.
Geografi dan Wilayah Administratif
Desa Tanggeran secara administratif merupakan bagian dari Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Letaknya berada di koordinat geografis 7°10′27″S Lintang Selatan dan 109°2′53″E Bujur Timur. Posisi desa ini terbilang unik karena menjadi penanda batas wilayah paling timur dari Kecamatan Tonjong sekaligus menjadi salah satu gerbang perbatasan antara Kabupaten Brebes dengan Kabupaten Tegal.
Berdasarkan data yang dihimpun, luas total wilayah Desa Tanggeran mencapai 206,555 hektare atau sekitar 2,06 kilometer persegi. Dari total luas tersebut, sebagian besar merupakan lahan produktif. Lahan persawahan mendominasi dengan luas mencapai 173,279 hektare, menegaskan identitasnya sebagai desa agraris. Sisanya merupakan lahan pekarangan, permukiman dan fasilitas umum lainnya.
Secara kewilayahan, Desa Tanggeran berbatasan langsung dengan beberapa desa lain, baik di dalam maupun di luar kecamatan. Batas-batas wilayahnya ialah sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Kutayu dan Desa Rajawetan.
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Cempaka, yang sudah masuk wilayah administrasi Kabupaten Tegal.
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Negarayu dan Desa Purwodadi.
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Purwodadi.
Posisi sebagai desa perbatasan ini memberikan tantangan sekaligus peluang. Pada tahun 2017, melalui Camat Tonjong saat itu, sempat diusulkan pembangunan sebuah tugu batas wilayah yang representatif untuk mempertegas identitas dan menjadi kebanggaan warga. Aksesibilitas desa terhubung melalui jalan utama yang merupakan bagian dari jalur alternatif yang menghubungkan Tegal dan Purwokerto.
Demografi dan Kependudukan
Dinamika kependudukan menjadi salah satu aspek penting dalam perencanaan pembangunan desa. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Brebes, jumlah penduduk Desa Tanggeran pada tahun 2023 tercatat sebanyak 3.458 jiwa. Jumlah ini terdiri dari 1.758 jiwa penduduk laki-laki dan 1.700 jiwa penduduk perempuan, menunjukkan rasio jenis kelamin yang relatif seimbang.
Data ini menunjukkan adanya sedikit pertumbuhan jika dibandingkan dengan hasil Sensus Penduduk tahun 2020, di mana jumlah penduduk tercatat sebanyak 3.407 jiwa. Sementara itu, data dari program Kampung KB yang dicanangkan pada November 2023 mencatat jumlah penduduk sebanyak 4.118 jiwa dengan 1.516 Kepala Keluarga (KK). Perbedaan data ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan metodologi dan waktu pencatatan, namun tetap mengindikasikan populasi yang cukup padat untuk sebuah desa.
Dengan luas wilayah sekitar 2,06 km², kepadatan penduduk Desa Tanggeran diperkirakan mencapai sekitar 1.678 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi, menandakan bahwa lahan permukiman dan lahan produktif dimanfaatkan secara intensif oleh masyarakat. Mayoritas penduduk berada dalam kelompok usia produktif, yang menjadi modal utama dalam menggerakkan roda perekonomian desa, terutama di sektor pertanian dan usaha mikro lainnya.
Potensi Ekonomi dan Mata Pencaharian
Sektor pertanian, khususnya padi sawah, merupakan pilar utama yang menopang perekonomian Desa Tanggeran. Hamparan lahan sawah seluas lebih dari 173 hektare menjadi ladang penghidupan bagi sebagian besar warganya. Budidaya padi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan subsisten, tetapi juga menjadi komoditas utama yang dijual ke pasar lokal maupun regional. Sistem irigasi yang ada menjadi faktor vital dalam mendukung produktivitas pertanian di wilayah ini.
Selain padi, masyarakat juga menanam tanaman palawija lainnya sebagai bagian dari rotasi tanam atau untuk pemanfaatan lahan pekarangan. Namun hingga saat ini belum ada data spesifik mengenai komoditas unggulan lain di luar padi yang dikembangkan secara masif. Ketergantungan pada sektor pertanian membuat profesi sebagai petani dan buruh tani menjadi mata pencaharian yang dominan di kalangan masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, kesadaran untuk melakukan diversifikasi ekonomi mulai tumbuh. Kehadiran Desa Wisata Taman Keseran menjadi bukti nyata adanya pergeseran paradigma ekonomi di Desa Tanggeran. Sektor pariwisata ini membuka lapangan kerja baru dan peluang usaha di bidang jasa, seperti kuliner, penjualan suvenir, dan pengelolaan atraksi wisata. Salah satu produk kuliner yang coba diangkat melalui platform desa wisata ini yaitu "Gecok Ayam dan Mendoan," yang diharapkan dapat menjadi ciri khas kuliner lokal.
Pemerintahan dan Layanan Publik
Roda pemerintahan Desa Tanggeran dijalankan oleh seorang Kepala Desa beserta jajarannya yang terdiri dari sekretaris desa, kepala urusan (kaur), dan kepala dusun (kadus). Berdasarkan hasil Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak yang diselenggarakan pada tahun 2022, jabatan Kepala Desa Tanggeran diamanahkan kepada Bastomi untuk periode 2022-2028. Kemenangan ini merupakan periode kedua baginya, yang menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinannya.
Pemerintah desa secara aktif menjalankan program-program pembangunan, baik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) maupun bantuan dari pemerintah pusat dan daerah. Beberapa program yang telah berjalan meliputi penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa untuk membantu warga yang membutuhkan, serta program pembangunan infrastruktur dasar. Pada Juli 2025, pemerintah desa juga melaksanakan proses seleksi untuk pengisian jabatan perangkat desa, sebuah langkah untuk memastikan profesionalisme dan optimalisasi pelayanan publik.
Kantor Kepala Desa menjadi pusat administrasi dan pelayanan bagi masyarakat, mulai dari pengurusan dokumen kependudukan, perizinan, hingga penyelesaian masalah sosial. Sinergi antara pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan lembaga kemasyarakatan lainnya terus diupayakan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan transparan.
Inovasi Pariwisata: Desa Wisata Taman Keseran
Salah satu terobosan paling signifikan yang dilakukan Desa Tanggeran dalam beberapa tahun terakhir ialah pengembangan "Desa Wisata Taman Keseran." Destinasi ini terdaftar secara resmi di Jaringan Desa Wisata (Jadesta) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), menjadikannya sebagai ikon pariwisata utama desa. Kehadiran Taman Keseran merupakan sebuah langkah berani untuk mengubah lahan sawah yang kurang produktif menjadi aset ekonomi bernilai tinggi.
Menurut catatan sejarahnya di laman Jadesta, pengembangan taman ini dimulai pada April 2019 di atas lahan seluas 7.000 meter persegi. Lahan yang semula berupa tanah liat diolah kembali dengan mendatangkan tanah humus agar subur untuk ditanami berbagai jenis pepohonan dan tanaman hias. Konsep utama yang diusung yakni "Nuansa Bali," yang diwujudkan melalui pembangunan gapura-gapura khas Bali yang megah dan menjadi spot foto favorit pengunjung.
Taman Keseran tidak hanya menawarkan keindahan visual, tetapi juga dilengkapi berbagai fasilitas pendukung. Tersedia area swafoto (selfie), tempat makan, mushola, kamar mandi umum, area WiFi, hingga panggung untuk pertunjukan kesenian dan budaya. Atraksi budaya seperti Kuda Lumping dan Pencak Silat turut ditampilkan untuk memperkaya pengalaman wisatawan. Dengan tiket masuk yang terjangkau, destinasi ini berhasil menarik pengunjung dari wilayah sekitar Brebes maupun Tegal. Pengelolaan wisata ini dikoordinasikan oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis) setempat, dengan Muhammad Pariki sebagai salah satu narahubungnya.
Infrastruktur dan Pembangunan
Pembangunan infrastruktur menjadi fokus pemerintah desa untuk mendukung konektivitas dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Jalan-jalan desa secara bertahap diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya untuk mempermudah mobilitas warga dan pengangkutan hasil panen. Selain jalan, infrastruktur irigasi juga mendapat perhatian serius mengingat vitalnya peran sektor pertanian bagi ekonomi desa.
Di bidang pendidikan, fasilitas sekolah dasar dan lembaga pendidikan anak usia dini tersedia untuk melayani kebutuhan pendidikan dasar bagi anak-anak di Desa Tanggeran. Untuk layanan kesehatan, masyarakat dapat mengakses pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) atau puskesmas pembantu (Pustu) yang berada di tingkat kecamatan.
Kehadiran listrik dan jaringan telekomunikasi yang sudah menjangkau seluruh wilayah desa juga menjadi faktor pendukung kemajuan. Bahkan, fasilitas WiFi yang disediakan di area Taman Keseran menunjukkan bahwa adopsi teknologi digital mulai menjadi bagian dari strategi pembangunan desa. Pembangunan infrastruktur ini diharapkan dapat terus berlanjut untuk mendukung potensi desa, baik di sektor pertanian maupun pariwisata yang sedang berkembang.
Arah dan Tantangan ke Depan
Desa Tanggeran, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, menampilkan potret sebuah desa yang berupaya keras menyeimbangkan tradisi agraris dengan inovasi modern. Ketergantungan pada sektor pertanian padi yang telah mendarah daging kini mulai diimbangi dengan keberanian merambah sektor pariwisata melalui Desa Wisata Taman Keseran. Kombinasi antara tanah yang subur dan kreativitas dalam mengelola potensi menjadi modal utama desa ini untuk melangkah maju.
Di bawah kepemimpinan yang telah teruji, serta dengan adanya partisipasi aktif dari masyarakat, Desa Tanggeran memiliki prospek yang cerah. Tantangan ke depan ialah bagaimana mempertahankan produktivitas pertanian di tengah potensi alih fungsi lahan, serta bagaimana mengembangkan pariwisata secara berkelanjutan tanpa menggerus nilai-nilai budaya lokal. Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya akan menjadi kunci untuk mewujudkan Desa Tanggeran yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing di masa depan.